MUTIARA KEHIDUPAN

header ads

MOTIVASI



Inilah Proposal Hidupku !
 


Untuk sebuah acara ulang tahun perusahaan, dipastikan ada panitia yang menyusun proposal kegiatan. Begitu pula acara Agustusan, family gathering, lomba, seminar, training dan kegiatan lainnya. Semuanya membutuhkan proposal. Kenapa untuk hidup kita yang lama dan hanya satu kali ini kita tidak menyusun proposal? Apakah acara ulang tahun lebih penting dari hidup kita ini?

Begitulah Jamil Azzaini menyampaikan pandangannya saat mengisi acara di ulang tahun penerbit Penebar Swadaya beberapa bulan lalu.

Saya terkesima dibuatnya. Istilah proposal hidup sudah beberapa kali saya dengar dan dibahas di beberapa radio, dan kali ini saya bersyukur dapat mendengarnya secara langsung dari sang penulis buku berjudul “Tuhan, Inilah Proposal Hidupku”.  Makanya, ketika mendengar ceramah ini, saya langsung memutuskan untuk menulisnya menjadi sebuah artikel.

Ya, proposal hidup. Kenapa selama ini kita tidak menyusun sebuah proposal kehidupan kita? Bukankah kita bisa susun sebuah rencana jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek sebagaimana para pemimpin negeri dan pemimpin perusahaan melakukannya dalam mengemban tugas?

Jamil mengatakan, “Jangan gadaikan hidup Anda yang hanya satu kali, pastikan hidup Anda terarah dengan membuat proposal hidup. Proposal hidup yang dibuat, akan menyemangati Anda, karena apa yang Anda pikirkan mempengaruhi hormon dalam tubuh Anda”.

Jamil Azzaini kerap disebut sebagai Inspirator Sukses Mulia. Lulusan IPB ini saya kenal ketika ia menjadi pimpinan Dompet Dhuafa Republika. Julukan sebagai inspirator sukses mulia muncul dari rekan-rekannya karena kepiawaiannya dalam mendorong orang untuk selalu meraih kehidupan terbaik yang ia sebut Sukses Mulia. Menurut jamil, sukses adalah orang  yang  memiliki 4-ta (harta, tahta, kata dan cinta) yang tinggi, yang diperoleh dengan memperhatikan etika dan agama yang dianutnya.  Sementara mulia adalah memanfaatkan 4-ta yang sudah diperoleh untuk memberi manfaat kepada orang-orang di sekitarnya.

Kembali ke proposal hidup, Jamil telah mempraktekkannya ketika menjalankan ibadah haji. Tidak seperti jemaah haji yang lain, dalam proses menjalankan ibadah haji, doa yang ia panjatkan disusun dalam bentuk proposal hidup yang rinci. Proposal ini disusun sebagaimana proposal pada umumnya namun isinya proposal tentang apa yang ingin diraih kelak dalam menjalankan kehidupan ini. “Saya membawa proposal ini dan berdoa ; Ya Tuhan, inilah proposal hidupku,” ujarnya mengisahkan perjalanan suksesnya yang diawali dengan sebuah proposal yang diajukan ke Sang Maha Pencipta. Barangkali dialah satu-satunya yang berdoa meminta kepada Tuhan dengan sebuah proposal.

Jamil bercerita, pada saat ibadah haji tersebut, seorang rekan tertawa dan terheran-heran dengan Jamil yang membawa proposal, tapi setelah dijelaskan alasan logisnya, saat itu juga rekannya menyusun proposal dan berdoa kepada Sang Pencipta mengikuti apa yang dilakukan Jamil. Sang kawan tadi berdoa” Tuhan, inilah proposal hidupku”.

Singkat cerita, dari kisah penyusunan proposal yang kemudian diajukan kepada Tuhan itulah, Jamil menulis buku berjudul “Tuhan Inilah Proposal Hidupku”. Ia menginspirasi banyak orang agar mereka menyusun proposal hidup untuk perjalanan hidup yang panjang ini (dalam hal ini saya tidak mengatakan hidup ini pendek karena dibanding acara seminar satu hari yang membutuhkan proposal, hidup ini bertahun-tahun alias panjang).

Saran Jamil, untuk membuat proposal hidup, langkah pertama adalah menyadari bahwa diri kita adalah spesial.  Tak ada satupun orang di dunia ini yang mirip kita. Buktinya, sidik jari dan  DNA manusia tidak ada yang sama persis.

“Tulislah hal yang spesial dalam hidup Anda; boleh jadi pengalaman hidup, bakat, keunikan lain yang Anda miliki dan orang lain tak punya,” ujarnya. Menurut saya, hal yang spesial ini bisa kita posisikan sebagai pendahuluan atau latar belakang proposal.

Langkah kedua, tetapkan prestasi yang ingin kita raih. Prestasi di sini bukan sesuatu yang bersifat materi. Karena bila kita memiliki banyak prestasi, sesuatu yang sifatnya materi otomatis mengikuti kita. “Dalam tahap awal tulis saja dulu sebanyak-banyaknya. Setelah Anda tenang baca kembali dan renungkanlah kemudian putuskanlah,” kata Jamil.

Prestasi yang kita tulis harus nyaman dalam pikiran dan hati kita, karena kita memang benar-benar ingin mewujudkannya, bukan karena ikut-ikutan. 

Jika semua ini sudah disusun dalam sebuah proposal, langkah ketiga adalah  jadilah seorang expert. Untuk meraih prestasi yang sudah kita tetapkan, kita perlu memiliki expertise yang sesuai. Latihlah expertise itu secara rutin. Latihan yang kita lakukan harus terus berkembang, bukan latihan yang berulang-ulang. 

Kita perlu mencari “guru” yang sesuai untuk melatih expertise kita, karena tanpa guru kita tidak akan mendapat umpan balik yang memadai.

Langkah keempat, sempurnakan hidup mulai sekarang.  Prestasi yang ingin kita raih mungkin itu masih 5,10,15,20 tahun yang akan datang. “Anda tak akan mampu meraih prestasi itu dengan sempurna kalau Anda tidak menyempurnakan hidup Anda mulai sekarang,” demikian pesan Jamil.

Untuk menyempurnakannya kita perlu terbiasa berpikir, berkata dan bertindak positif. Hal-hal negatif harus kita kurangi dan buang. Selain itu, kita  harus terbiasa membuat target.

Langkah kelima adalah, sempurnakan lingkungan. “Carilah lingkungan yang mendukung Anda, sesuai dengan cita-cita,” ujar Jamil. Lingkungan yang memotivasi akan membuat kita lebih mudah untuk meraih cita-cita sebagaimana yang ditulis dalam proposal hidup  kita.

Untuk semua itu, diri kita perlu semakin dekat dengan Sang Pencipta, karena Dia-lah yang menentukan persetujuan proposal hidup kita. Bagaimana dengan proposal hidup Anda?***

Artikel ini telah diterbitkan di majalah Infovet (www.majalahinfovet.com)
Telah terbit buku kumpulan artikel motivasi; “Jangan Pulang Sebelum Menang” karya Bambang Suharno. Beredar di Gramedia dan toko buku lainnya. Atau hubungi penerbit GITAPustaka telp: 021.79941279