MUTIARA KEHIDUPAN

header ads

Sikapmu Menentukan Kesuksesanmu

Teruslah belajar, bukan hanya untuk meningkatkan kemampuan teknis, tapi agar bisa memiliki sikap yang lebih baik.

Jalan-jalan di kota Teknologi Shenzen, China

Perjalanan ke kota Teknologi Shenzen, China, 1 Mei 2019 dalam rangka Shenzen International Pet Fair.

Launching buku Menggali Berlian di Surabaya

Buku Menggali Berlian di Kebun Sendiri karya Bambang Suharno diluncurkan di acara Grand City Convex Surabaya, di tengah acara pameran internasional Indolivestock Expo.

Meraih sukses

Jika sukses harus diraih dengan kerja keras banting tulang siang malam, itu namanya sukses dengan mesin manual. Anda perlu belajar meraih sukses dengan mekanisme sukses otomatis (Suksesmatic.com).

Pengalaman Naik Kereta TGV di Perancis

Perjalanan ke Rennes Perancis dalam rangka menghadiri pameran internasional, naik kereta TGV dari Paris ke Rennes.

MENGAPA GRUP WA MENJADI TEGANG SAAT PILPRES?

Pada masa menjelang Pemilu banyak grup Whatsapp (WA) yang berubah menjadi grup perdebatan politik. Beberapa grup yang awalnya terbentuk untuk menyambung silaturahmi, berubah menjadi pemutus silaturahmi, gara-gara perbedaan pandangan politik. Ada yang diam-diam keluar dari grup karena merasa nggak nyaman, ada juga yang terang-terangan berbeda pendapat  lalu  keluar karena menrasa tidak nyaman. Lantas grup didominasi oleh kelompok yang satu pandangan politik saja. Itu terjadi 5 dan 10 tahun lalu. Apakah ini akan terulang?

Berikut ini fakta yang layak kita renungkan:

  1. Seorang pakar pernah menyatakan bahwa pada umumnya manusia mencari informasi berdasarkan pandangan politik yang sudah diyakininya, bukan mencari info untuk menentukan pandangan politik. Ini artinya, masyarakat kita umumnya punya pilihan politik (presiden) terlebih dulu baru googling untuk memperkuat pendapatnya. Bukan   googling untuk menentukan pilihan politik.
  2. Berdasarkan analisa di atas, saya jadi lebih mengerti kenapa pandangan politik seseorang menjadi sedemikian kuat seiring waktu mereka  rajin mencari info di internet. Situasi ini sangat berbeda dengan era sebelum tahun 2000. Anda tahu , mesin google menyediakan semua informasi sesuai kebiasaan pengguna. Jika anda hari ini mencari sepatu, besok anda buka youtube, google, fb, marketplace  dll, akan muncul penawaran berbagai macam sepatu . Demikian pula orang yang sudah punya pandangan memilih satu Capres, maka otomatis akan ketemu dengan info positif tentang Capres pilihannya dan dengan mudah menemuka info negatif tentang Capres yg bukan pilihannya. Google "menyediakan" info positif negatif masing-masing Capres.
  3. Upaya berdebat untuk mempengaruhi orang yang sudah punya pandangan politik tertentu, nyaris sia-sia karena pada umumnya orang tidak mau disalahkan, apalagi dipojokkan dengan bermacam label yang secara normatif terdengar tidak sopan. Lagi pula semua orang sudah punya argumen untuk mempertahankan pandangan politiknya. Seandainya belum punya, dengan mudah bisa dicari di internet. Mau soal utang luar negeri, pembangunan infrastruktur, pemindahan ibu kota dll semuanya ada argumen pro kontranya. Jadi apa manfaatnya berdebat di ruang yang sebenarnya ditujukan untuk mempererat tali persaudaraan? Lebih bijak mempengaruhi orang lain yang jauh dari hiruk pikuk internet, bukan di grup keluarga atau alumni.
  4. Setiap orang punya tipe berpikir dan berperasaan yang berbeda-beda, ada tipe struktural, analitis, sosial, konseptual (tipe berpikir berdasarkan ilmu psikometric Emergenetics). Ungkapan  kata “kalau nggak cocok delete saja” atau “mari berpikir secara logis” adalah ungkapan orang bertipe struktural yang tidak bisa diterima oleh tipe berpikir sosial.
  5. Berkampanye dengan menjelekkan Capres lain, tidak cocok untuk masyarakat Indonesia khususnya yang pola pikirnya bertipe sosial . Cara ini sulit berfungsi menambah suara, tapi lebih berperan untuk memuaskan nafsu politik saja . Hmm, inilah kenapa dalam satu grup, jika satu orang melempar info negatif tentang satu pihak, bisa disambut suka cita oleh teman yang satu pandangan dengan memperkuat argumen logis dan "ilmiah"
  6. Secara umum manusia memilih Capres bukan menggunakan logika, tapi melalui persepsi yang diterima otak/hati. Sama halnya Anda membeli kopi yang mahal , itu bukan pakai logika. (Anda yang orang marketing pasti paham)
  7. Uniknya, fakta yang saya temui di kalangan praktisi politik jauh berbeda dengan obrolan di grup Whatsapp. Tokoh politik yang di publik seperti bermusuhan, faktanya hubungan mereka biasa-biasa saja. Mungkin Konsultan politik atau tim media yang mengharuskan mereka agar terkesan berseberangan demi kepentingan persaingan merebut suara. Di atas mereka bersaing biasa sebagaimana pertandingan olah raga, di bawah seperti sebuah peperangan. Jadi tidak usah heran , politisi yang lima tahun lalu seperti bermusuhan, tahun ini berkawan akrab, Pun demikian, yang sekarang sedang berseberangan, tak usah kaget kalau nantinya bergabung dalam satu kelompok.
  8. Sekarang coba bayangkan, jika Pilpres tahun 2024 berlangsung 2 putaran, maka satu Capres akan berkoalisi dengan Capres lain yang tadinya berseberangan. Orang di grup WA yang tadinya menjelek-jelekan Capres A, perlu "menyesuaikan diri" karena Capres tersebut mungkin bergabung dalam satu koalisi di putaran kedua.

Sebagai penutup, saya sampaikan ungkapan dari Ridwan Kamil (harap dikoreksi jika keliru). Katanya, ada 3 kelompok orang yang sangat sulit diberi nasehat. Pertama orang yang sedang mabok minuman, kedua, orang yang sedang mabok cinta. Ketiga, orang yang sudah punya pilihan Capres (kategori mabok juga kali ya hehehe)

Gimana pendapat Anda ?

Salam sukses

Bambang Suharno  


*NEW ERA* ‘Disruption’ by Covid19


Durasi pandemi Covid19 diprediksi akan berlangsung dalam jangka 1-2 tahun ke depan (sesuai prediksi dipasarkannya vaksin, yang paling cepat akhir 2021). Dulu, depresi 1929 dampaknya berlangsung sampai dengan 6 tahun.

*Business yang booming :*
1. E-commerce
2. Remote working
3. Logistic
4. Online schooling
5. Webinar / online training _sekarang harga webcam melonjak & persediaan tipis_
6. Netflix, Indihome, Mola
7. Telco
8. Telemedicine
9. Wellness
10. Medical equipments
11. Home entertainment
12. Alat olahraga di rumah

*Business yg terpuruk :*
1. Hotel
2. Travel
3. Bioskop
4. Mall
5. Retail
6. Entertainment
7. Property
8. MICE
9. Persewaan kantor
10. Restoran ( tdk ada Dine in )
11. Rekreasi indoor

Benefit
1. *Work life balance -*
 productivity meningkat
2. *Cost efficient & produktif*

3. *Gaji relatif tidak tinggi*
(UMR akan menyesuaikan dengan realita)

• Website harus jg e-commerce

• *Hotel akan food delivery juga*

• Martha Tilaar dari kosmetik berubah jadi hand sanitizer - survival mode on

• *Es teler 77 sekarang masuk ke Frozen food*

• *Lippo mall / hotel difungsikan ke rumah sakit karena punya RS Siloam / punya kompetensi*

Dalam rangka omzet ke Business yang lagi trending :
• Ruangguru & Zoom jadi booming. Cloud juga.

*Makin banyak perusahaan cari survival mode agar dapat cash.*
Sejauh vaksin belum ditemukan kita akan ragu.

Mungkin nanti pesawat akan adaptasi kasih jarak 0.5 mtr, bioskop juga akan jadi separuh kursinya.

*Perusahaan yang belum masuk digital harus :*

1. *Arahnya ke cloud, IT as services. Masalah capability*

2. *Jual lewat digital & SocMed*

3. Model Business direct to konsumen trend-nya,
misal :
Kalbe bikin Marketplace
sendiri atau bikin kerjasama apotik Karena mengalami deepening & widening.
Produsen harus
mengembangkan channel sendiri.

*Tapi perusahaan yang memiliki sumber (big) data kayak CT Corp, KKG atau Djarum/BCA punya luxury.*

Bisa bikin market place seperti Tokopedia. Dalam hal ini Blibli dari Group Djarum sebenarnya selangkah lebih ‘mudah’ menyesuaikan dengan perubahan.

*Data nasabah BCA punya, para distributor rokok Group Djarum bisa jadi frontliner. Uang untuk modal berubah punya banyak.*

*Strategi marketing di era Covid19 & building branding untuk Business yang lebih bagus, harus punya empahty. CSR harus kuat. Give away. Kasih solusi. Jangan hard sell. Spirit membantu.*

Semakin besar, semakin sulit berubah.
Contoh Garuda : cargo.
Food online delivery.

Toyota / Astra untuk survive tidak mudah. Ada yang mati, ada yang survive. Itulah kedinamisan bisnis.

*Konsumen akan hold spending utk jaga-jaga kebutuhan yang essential seperti grocery, kesehatan & higienitas*.

Segmentasi pemenuhan kebutuhan pasar.

*walaupun big discount konsumen masih tahan spending.*

Termasuk perusahaan menunda bayar supplier. Kelangsungan hidup menjadi yang utama.

*Sekolah sudah mulai online course termasuk konsumen.*

Jangan berpikir pandemi ini sementara.
Ini bisa 1 -2 tahun menurut Bill Gates, Paul Romer, Yuval Harari, dll.

*Business yang terpuruk harus cari survival mode atau model bisnis baru.*

Atau treatment baru — termasuk low cost.

Makhluk yang bisa survive bukan yang paling besar, kuat dan kaya tapi kata Teori Darwin : *yang paling bisa beradaptasi.*

Hadapi dan terima kenyataan.

*Up grade diri untuk bisa beralih dari offline selling ke online selling.*

*Bantu mereka yg hrs dibantu, peduli dan berbagi.*

Everything is changing;
a new system is coming !
Are you ready ?

*Change Your Mindset. Now!*

Launching Buku Menggali Berlian di Kebun Sendiri

Ketua Federasi Masyarakat Perunggasan Indonesia (FMPI) Don P Utoyo mengapresiasi terbitnya buku Menggali Berlian Di kebun Sendiri karya Bambang Suharno. "Buku ini sangat penting untuk kita semua agar kita dapat berkarya dengan tekun dan ikhlas, berpikiran positif sehingga menghasilkan karya terbaik dan badan sehat", ujar Don yang saat ini usianya 76 tahun dan masih aktif di berbagai kegiatan asosiasi .

Don menyampaikan pandangan dalam acara seminar motivasi dan peluncuran buku Menggali Berlian di Kebun Sendiri di Grand City Convex Surabaya di area berlangsungnya Indolivestock expo & Forum, Kamis, 4 Juli 2019. Hadir dalam acara tersebut sejumlah tokoh perwakilan asosiasi antara lain GPPU, GOPAN, YAPPI, FMPI, ASOHI,  ADHPI, ISPI, PDHI, AINI, perwakilan perusahaan serta para pembaca setia karya Bambang Suharno dari berbagai kalangan

Dalam sesi tanya jawab Don menyampaikan sekilas perjalanan karirnya di Ditjen Peternakan yang sempat berkarya di beberapa provinsi hingga dipercaya menduduki jabatan eselon 2 yang beragam. .

"Saya di Ditjen Peternakan sudah pernah jadi Sekdit, Direktur Produksi, Direktur Bibit dan lain lain yang semuanya di eselon 2," ujarnya. Yang tak kalah pentingnya adalah setelah pensiun, dimana kita perlu tetap berkarya menyumbangkan pemikiran.

"Setelah pensiun, justru saya bisa jalan-jalan ke puluhan negara. Ini anugerah buat saya, saya sangat bersyukur. Jadi betul yang dipaparkan pak Bambang Suharno bahwa kita harus bekerja itu harus fokus, ihklas, banyak bersyukur, jangan mengeluh," tambahnya.

Selain Don, dalam acara ini juga tampil Pengurus GOPAN Setya Winarno  dan Syamsul (seorang peternak itik di Malang). Keduanya berkisah tentang karir dan bisnis masing-masing dengan berbagai liku-likunya yang sangat selaras dengan isi buku. Setya Winarno mengisahkan dirinya yang fokus di peternakan ayam, sedangkan Samsyul bercerita tentang beternak itik dengan belajar dari seminar-seminar di Indolivestock.

"Saya tekuni beternak itik, dan saya pernah coba beternak ayam ternyata sulit. Jadi saya terus menekuni itik," ujar Syamsul.

Acara Peluncuran

Beberapa peserta ikut foto bersama
Peluncuran buku diawali dengan sambutan Direksi PT Gallus Indonesia Utama oleh Drh Rakhmat Nuriyanto dan penyerahan buku secara simbolis dari penulis kepada Don P Utoyo sebagai perwakilan pembaca.

Dalam paparannya, Bambang Suharno menyampaikan bahwa di ruangan seminar ini sudah ada beberapa orang yang berhasil menggali berliannya masing masing. Antara lain Samsul Peternak Itik sukses terus menekuni usahanya yang tentunya melalui proses jatuh bangun, namun akhirnya bisa terus berkembang.

Dipaparkan juga kisah petani Afrika yang menjual tanah pertaniannya untuk mendapatkan berlian, namun gagal. Sementara yang membeli tanah petani itu justru mendapatkan berlian di lahan yang dibelinya dengan harga murah. Pelajaran dari kisah petani ini sangat penting untuk kita semua. Bambang juga menjelaskan metode praktis untuk memahami pola pikir sendiri dan orang lain dengan metode emergenetic (emergenetics.com).

Seminar dipandu oleh Anang Sam dari Infovet, disertai dengan beberapa games interaktif dengan peserta dengan topik keterlibatan, konsentrasi, semangat dan fokus cita-cita. Anang juga membacakan testimoni para tokoh tehadap isi buku Menggali Berlian di Kebun Sendiri, antara lain dari motivator no 1 Indonesia Andrie Wongso, Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan  Dr. Drh. I Ketut Diarmita, Prof. Abdul Basith dan sebagainya

Filsuf Plato pernah mengatakan, hati-hati dengan pikiranmu, karena apa yang kamu pikir itu bisa terjadi. Kekuatan pikiran mampu sebagai obat sekaligus bisa sebagai racun. Jika dilandasi dengan serakah, iri, benci, pikiran menjadi racun yang keji. Sebaliknya jika dilandasi dengan cinta, ia adalah obat yang paling manjur.

Buku karya Bambang Suharno ini memberikan pencerahan bagi kita untuk mengelola kekuatan pikiran dan tindakan dengan sebaik-baiknya. Untuk itu saya ucapan selamat untuk Pak Bambang Suharno," kata Anang membacakan endorsement dari Motivator No1. Indonesia Andrie Wongso yang dimuat di cover buku.


Materi seminar bisa diunduh dengan klik www.bit.ly/SEMINARMBKS

Sikapmu Menentukan Kesuksesamu


Saya setuju bahwa kesuksesan bisa terlihat dari sikap apa yang dipilih oleh seseorang. Sikap itu menentukan sukses atau tidaknya kita. Beberapa sudah ditulis pada artikel sebelumnya. Positive doing. Seperti gambar di atas, fokus pada kalimat nya ya. Orang-orang sering bertanya padaku bagaimana aku bisa tetap bersikap positif setelah kehilangan kedua kakiku, dan aku pun sering bertanya balik pada mereka, bagaimana mereka masih tetap bersikap negatif dengan kaki sempurna mereka? - Johnny Joey Jones. Tentu anda sepakat.

Saya jadi teringat pak Chozin. Pak Chozin itu hebat menurut saya. Saya kalau berada di posisi beliau saat itu belum tentu memilih sikap seperti beliau. Pak Chozin sebenarnya bisa saja memilih sikap untuk tidak melakukan apa yang dianjurkan oleh dr. Sigit Setyawadi. Potensi untuk menolaknya sebenarnya bisa lebih besar karena belum ada bukti saat itu. Kalau saya bisa melihat pak Chozin sebagai tujuan, namun beliau? Maka tak diragukan lagi bahwa beliau saat ini menjadi Emerald namun penghasilannya Diamond. Bobot bisnisnya besar, ada 7 peringkat terlewati dalam satu tahun fiskal Amway. Ini luar biasa.

Perlu diingat kembali. Kita hanya jangan melihat pak Chozin saat ini, freedom, jalan-jalan tapi bisnisnya jalan, tapi lihatlah pak Chozin dulu ketika berjuang mengalahkan dirinya sendiri, melawan keraguan, menjalankan 3 sistem MSO dengan konsisten. Pilihan sikap seperti itu yang harus dicontoh dari pak Chozin.

Saya yakin ketika anda menduplikasi apa sikap pak Chozin dulu sehingga terbangun pribadi seperti saat ini, anda akan mendapatkan apa yang pak Chozin dapatkan. Pilihannya ada pada diri kita. Mau memilih sikap seperti halnya pak Chozin yang dapat dipastikan bahwa kesuksesan menghampiri anda atau malah sebaliknya. Mari bertumbuh dan menguat. Saya yakin anda pasti bisa hanya perlu terbiasa. Anda pasti bisa karena anda terpilih.

Semoga Hidup Makin Berkah Berlimpah Bahagia

RichAnton
Sumenep, 7/1/20. 20:15
Go Founders Crown Ambassador

BERPIKIR POSITIF

Saat kelas 2 SMP (1968), saya melihat di almari buku ayah saya, sebuah buku berjudul BERPIKIR POSITIF (Norman Vincet Peale). Buku itu saya baca, dan isi buku itu terus menjadi pedoman hidup saya sampai sekarang.

Sebenarnya buku itu terletak di "bagian terlarang" dari almari yg buku bukunya masih belum waktunya saya baca. Tetapi semakin dilarang semakin semangat dan ingin tahu isinya apa. Akhirnya buku itu diberikan ke saya.

Di bab awal dari buku itu diceriterakan, ada seorang pengusaha meminta ijin bertemu Peale setelah selesai memberi seminar. Pengusaha itu masuk ke kamar hotel dengan kepala tertunduk. Dengan sedih dia mengatakan bahwa hidupnya telah hancur. Perusahaan yg telah dia bangun selama puluhan tahun bangkrut. Hampir seluruh hartanya habis, tinggal rumah yg dia tempati.

Seperti biasa, di akhir cerita, pria tadi menanyakan _:"Apa yg harus saya lakukan ?"._

Peale menanyakan, bagaimana kesehatannya dan pria paro baya tadi menjawab dia sehat seperti kuda. Seminggu 3x dia lari 10 km. "Bagaimana kabar isterinya ? Apakah dia meninggalkan pria tadi setelah kebangkrutan ini ?". Pria tadi menjawab bahwa isterinya justru semakin dekat dengannya krn dia tidak sibuk lagi.

Begitulah satu persatu Vincent Peale menanyakan tentang temannya, anak dll. Setiap kali pria itu menjawab, biasanya diakhiri kalimat "Tetapi untuk apa ? Saya sdh tidak punya apa apa lagi. Perusahaan saya sdh bangkrut".

Kemudian Vincent Peale menyerahkan kertas yg sejak tadi ditulis sambil mewawancarai pria tadi. Kertas itu terbagi 2, disebelah kiri atas tertulis HAL HAL YANG SAYA PUNYAI.  Disana ada kesehatan prima, isteri setia, anak anak yg baik dan bersedia membantu, teman teman yg baik, kepercayaan dari bank, rumah, ilmu bisnis, ide ide cemerlang dan masih banyak lagi.

Di sisi kanan atas, tertulis HAL HAL YG HILANG. Hanya ada 1 kata, yaitu *Perusahaan.*

Peale mengatakan kepada pria itu _:"Anda masih memiliki jauh lebih banyak hal dibanding yg hilang."_ Pria itu menangis membaca daftar itu. Bukan tangisan sedih tetapi lebih pada perasaan sesal dan sekaligus bersyukur. Sama seperti bbrp orang yg bertemu dan mengeluh ke saya bahwa hidupnya sudah hancur dan dia tidak tahu lagi apa yg harus dilakukan. Umumnya menangis setelah sy tunjukkan kenyataan bahwa masih JAUH LEBIH BANYAK YG TERSISA DIBANDING YG HILANG.  Biasanya saya katakan _:"Bagaimana jika sisi kiri dan kanan itu ditukar ? Anda mendapatkan yg kanan tetapi kehilangan yg kiri ?"_  Selama ini tidak ada satupun yg mau.

Pria itu, seperti halnya pria dan wanita yg keluar dari rumah saya. Berjalan keluar dengan wajah cerah dan badan yg lebih tegak.

Syukurilah apa yg sudah Anda miliki saat ini. Itu akan membuat Anda lebih mudah mendapatkan apa yg  belum Anda miliki saat ini.

copast

Meningkatkan Plafon Rejeki

Pada tanggal 5 Mei 2019 saya mendapat pengetahuan baru, yakni tetang Plafon Rejeki atau Takaran Rejeki. Pengetahuan ini saya dapatkan dari seorang dokter, namanya dr Sigit Setyawadi SPoG, yang sejak beberapa tahun lalu sudah pensiun sebagai dokter dan menjadi seorang investor yang katanya hidup lebih santai dengan mendapatkan passive income yang besar.

Kata dokter Sigit, banyak orang hidupnya jungkir balik karena tidak mengerti hal ini. Mereka sudah bekerja keras seumur hidupnya untuk bisa meningkatkan taraf hidupnya. Tetapi nasib seperti selalu membawanya turun kembali.

Penyebabnya cuma satu, yaitu *Plafon Rejekinya yang rendah*.

"Saya dulu sama seperti yang lain, bekerja keras nyaris seumur hidup. Baru pada usia 49 tahun saya menemukan jalan dan dua tahun kemudian saya bisa pensiun dini dan sekaligus menutup tempat praktek saya," ujar dokter Sigit.
(tuh kan, banyak orang yang pengin banget jadi dokter agar hidupnya layak, ini kok dokter buru-buru pensiun supaya hidup lebih indah "hehe)

" Banyak orang yang menyayangkan hal itu, tetapi kalau saja mereka tahu apa yang saya tahu. Saya yakin mereka akan mengikuti jejak saya", tambahnya.

Jika sekarang ini banyak yang tidak kaya, berarti ada yang salah. Yang paling dominan dari orang kaya dibanding orang miskin adalah mereka (orang kaya) berorientasi pada hasil.

Mereka tidak peduli jenis bisnis atau pekerjaannya apa.

Sepanjang tidak bertentangan dengan agama dan hasilnya baik, maka akan dikerjakan.

Ini sangat berlawanan dengan rata rata orang pada umumnya yang lebih mengutamakan proses dibanding hasil.

Mereka memilih milih bisnis dan pekerjaan. Mereka mau menjadi tenaga honorer di sebuah kantor meskipun tidak digaji. Yang penting nampak keren.

Pekerjaan atau bisnis yang tidak bergengsi, umumnya ditolak. Dunia bekerja atas peniruan. Kita bisa berjalan dan berbicara karena meniru orang di sekitar kita.

Jika kita ingin kaya, maka tinggal meniru orang kaya. Bagaimana mereka berpikir dan bertindak. Tidak semua perantau kaya. Tapi hampir semua orang kaya adalah perantau.

Merantau itu untuk meningkatkan plafon rejeki/takaran rejekinya.

Dengan cara bergaul belajar dengan orang kaya.

Jika merantau kemudian tetap bergaul dengan orang yang tingkatannya sama, atau dekat orang kaya tetapi sudah menutup pikirannya, misalnya pembantu rumah tangga, maka tidak akan ada perubahan apa apa.

Penghasilan tergantung kepada plafon rejeki.

Penghasilan bisa naik sementara namun  kemudian diturunkan di bawah plafon rejeki oleh pikiran bawah sadar.

Agar penghasilan naik permanen, plafon rejeki harus dinaikkan terlebih dahulu.

Bagaimana caranya?

Contoh ilustrasi rejeki kita terpengaruh orang di sekitar kita yang mempengaruhi pola pikir kita.

Walaupun orang tidak tahu secara sadar penghasilan orang yang mengitarinya,

Tetapi "pikiran bawah sadar" tahu dan berusaha saling mencocokkannya. Penghasilan orang yang memiliki *plafon rejeki rendah selalu naik turun.*

Andaikata naik akan turun lagi di bawah plafon rejekinya. Terus menerus begitu.

Jika ingin penghasilannya tetap tinggi, maka *plafon rejekinya harus dinaikkan* dulu. Jika sudah naik plafon rejekinya maka dengan sendirinya kehidupan mengarah ke kehidupan yang dituju (misal memiliki penghasilan pasif 100 juta per bulan).*

Namun bukan tiba tiba.  Tetapi bertahap.

Akan ditunjukkan jalannya dengan bertemu orang tepat yang mengajak ke arah tersebut.

Semua terjadi seperti kebetulan saja. Kehidupan sekarang adalah hasil pola pikir 5-10 tahun yang lalu.

Kehidupan 5 -10 tahun yang akan datang adalah hasil pola pikir sekarang.

Kehidupan kita tidak akan pernah berubah jika pola pikir kita tidak diubah.

Kita adalah robot.  Punya pola pikir sadar (10%) yang ingin kaya tapi dikuasai pola pikir di bawah sadar (90%) yang ingin miskin yaitu tidak punya uang. Sehingga terbentuk life map miskin.

Akibatnya tidak sinkron dan yang selaku menang adalah pola pikir bawah sadar (yang dianggap sebagai kebutuhan).

Sehingga kebutuhan adalah miskin dan bekerja keras mencari uang, dan sebanyak apapun uang diperoleh akan dihabiskan utk menikmati hidup.

Ini adalah hasil life map miskin. Dimana uang tidak mudah masuk atau jika mudah masuk juga mudah keluar.

Jika berbisnis sesuai *yang kita sukai (passion)* maka hanya akan merubah dari miskin tipe 1 menjadi miskin tipe 2.

Hal ini pula yang berperan membentuk kehidupan keuangan sekarang.

Jika mau berubah, maka harus mencari mentor dan mengikuti arahan mentor *melakukan hal hal yang tidak disukai.*

Merubah nasib dengan cara menghilangkan  life map miskin.

Ingat bahwa nasib tidak akan berubah jika kita tidak mau merubahnya sendiri.
Senjata rahasia agar bisa merubah life miskin dan meningkatkan plafon rejeki :*

1. Mendengarkan 2 ATBS (Audio Terapi Bawah Sadar)

2. Berkumpul dengan orang kaya melalui seminar inspirasi dan mendengarkan audio inspirasi.

Kalau jaman dulu kita harus merantau secara fisik kalau ingin menjadi orang kaya. Maka cara menjadi kaya zaman sekarang adalah merantau secara mental,  dengan merubah pola pikir kita.

Nampaknya mudah tetapi sebenarnya sulit, sehingga nabi saya mengatakan bahwa

Perang terbesar adalah melawan diri kita sendiri.

Kita perlu direnggangkan yaitu melakukan hal yang tidak kita sukai, melewati batas yang kita percayai selama ini (bekerja keras mencari uang).

*Diregangkan agar mendapatkan kekayaan (kemakmuran).*

Ketertarikan terhadap bisnis akan selalu sesuai dengan pola pikir atau program di pikiran bawah sadar kita.

Mereka yg memiliki pola pikir miskin dan bekerja keras mencari uang, akan tertarik kepada bisnis yg sifatnya bekerja mencari uang atau penghasilan aktif, yaitu kuadran E dan S.

*Sebaliknya mereka yg memiliki pola pikir kaya akan tertarik dengan bisnis yg sifatnya membangun aset, yaitu kuadran B dan I (lihat kecerdasan finansial).*

Kadang kadang ada ketertarikan semu atau palsu dari mereka yg memiliki pola pikir miskin pada bisnis yg sifatnya membangun aset.

Ini karena ajakan seseorang atau setelah ikut seminar tertentu.

Biasanya hanya bertahan sebentar saja karena tidak bisa bertahan dari

Tekanan bawah sadarnya sendiri

Untuk bisa mengerjakan bisnis yang sifatnya membangun aset, seseorang harus
dinaikkan dulu citra dirinya menjadi citra diri kaya atau memiliki program pikiran kaya.

Jika pola pikir bawah sadar berpenghasilan pasif 100jt per bulan sudah terinternalisasi menjadi program pikiran kita maka :

1. Jika punya mentor maka akan lurus ke tujuan.

2. Jika memakai cara sendiri maka akan zig zag mencapai tujuan

Jika tidak punya impian maka akan berputar putar seperti yang dulu.

Mau tahu cara meningkatkan Plafon rejeki secara gratis?  Silakan klik disini 
dan ketik plafon rejeki#sebut nama #kota anda

Balaslah Dengan kebaikan

Ada seorang petani mempunyai seorang tetangga yang berprofesi sebagai pemburu yang mempunyai anjing-anjing galak.

Anjing-anjing milik pemburu itu sering melompati pagar dan mengejar domba-domba petani. Demi menjaga domba-domba peliaharaanya, petani itu meminta sang pemburu untuk menjaga anjing-anjingnya, tapi ia tidak mau peduli.

Suatu hari anjing-anjing itu melompati pagar dan menyerang beberapa domba, sehingga terluka parah.

Petani itu merasa tak sabar, dan memutuskan untuk pergi ke kota untuk berkonsultasi pada seorang hakim yang dikenal adil dan bijaksana.

Hakim itu mendengarkan cerita petani itu dan  memberikan pernyataan yang menarik, "Saya bisa saja menghukum pemburu itu,  dia harus merantai dan mengurung anjing-anjingnya, tapi Anda akan kehilangan seorang sahabat dan mendapatkan seorang musuh. Mana yang kau inginkan, sahabat atau musuh yang jadi tetanggamu?”_

Petani itu menjawab dengan tegas bahwa ia sejatinya lebih suka mempunyai seorang tetangga yang bersahabat.

"Baik, saya akan menawari anda sebuah solusi yang mana anda harus menjaga domba-domba anda, supaya tetap aman dan ini akan membuat tetangga anda tetap sebagai teman”.

Mendengar solusi pak hakim, petani itu setuju.
Ketika sampai di rumah, petani itu segera melaksanakan solusi pak hakim.

Dia mengambil tiga domba terbaiknya dan menghadiahkannya kepada 3 anak tetangganya itu. Anak pemburu itu menerima dengan sukacita dan mulai bermain dengan domba-domba tersebut.

Untuk menjaga mainan baru anaknya, si pemburu itu mengkerangkeng anjing pemburunya. Sejak saat itu anjing-anjing itu tidak pernah mengganggu domba-domba petani.

Sebagai rasa terima kasih atas kedermawanan petani kepada anak-anaknya, pemburu itu sering membagi hasil buruan kepada petani.

Sebagai balasannya, petani mengirimkan daging domba yang sudah dimasak buatannya untuk tetangganya yang berprofesi sebagai pemburu.
Dalam waktu singkat tetangga itu menjadi Sahabat yang baik.

*****

Mutiara kehidupan dari kisah ini adalah tetaplah berbuat baik. Percayalah kebaikan akan menghasilkan kebaikan.
Jangan buru-buru emosi kepada sahabat apalagi tetangga. Selalulaj berpikir tentang bagaimana caranya agar selalu bisa bersaudara dengan tetangga.

Dimanakah Berlianmu?

Orang yang sukses “menggali berlian” telah berhasil menemukan jalur hidupnya yang cemerlang (kata mutiara kehidupan)

Alhamdulilah buku Menggali Berlian di Kebun Sendiri sudah resmi diluncurkan di acara seminar di Indolivestock Expo & Forum 4 Juli 2019. Istilah “menggali berlian” tiba tiba menjadi populer dalam beberapa perbincangan para peserta seminar. Terima kasih atas kehadiran para pimpinan asosiasi, sejumlah pelaku bisnis dan para pembaca buku saya.

Untuk Anda yang belum sempat membaca buku saya, dapat saya ringkas cerita seorang petani di Afrika di awal abad 20 yang sangat tergoda dengan kisah beberapa orang kaya mendadak gara-gara menemukan tambang berlian. Ia tertarik untuk menjadi penggali berlian, sehingga ia putuskan menjual tanah pertaniannya untuk biaya mengembara. Malangnya, dengan pengetahuan yang sangat minim, ia tak berhasil menemukan tambang berlian. Sementara itu orang yang membeli lahan pertaniannya justru mendapatkan berlian di tanah yang ia beli dengan harga murah.

Kisah tragis petani ini mengajarkan pada kita untuk lebih cermat mengamati apa yang ada di dalam diri kita atau lingkungan terdekat kita sebelum memutuskan untuk mencari sesuatu yang belum jelas dimana dan seberapa besar nilainya.
Kini pelajaran menggali berlian menjadi bahasan umum. Kita bisa melihat orang orang yang konsisten mampu menggali berlian di dalam perjalanan hidupnya.

Coba kita tanyakan, dimanakah berlian pak Jacob Utama? Sebagian besar dari kita tentu akan menjawab Kompas dan Gramedia. Meski dalam pengembangan bisnis, Jacob Otama kemudian masuk ke beberapa jenis bisnis lain, namun karya yang mencorong sekelas berlian adalah Kompas Gramedia.

Orang yang telah sukses menggali berlian adalah yang telah berhasil menemukan jalur hidupnya yang cemerlang. Mereka sudah pada point on no return, titik dimana mareka tidak akan putar balik, sepahit apapun situasinya.

Saya pernah menulis tentang Bangun Dioro, seorang anggota TNI yang di tengah tugasnya meluangkan waktu untuk beternak kambing. Ketika seorang perwira mendengar ada anak buahnya mengisi waktu beternak kambing, ia tidak marah, justru tertarik dengan kegiatan beternaknya. Mulai dari sini kisah berlian berkembang, Bangun dititipkan untuk magang dan belajar beternak di Balai Penelitian Peternakan (Balitnak) Bogor, hingga kemudian mendapat bimbingan langsung dari Prof Kusuma Diwyanto kepala Puslitbang Peternakan. Singkat cerita ia mendapat dukungan modal dari sang Jenderal hingga usaha peternakan kambingnya terus membesar. Saking majunya usaha ternak kambing, ia dijuluki “Sersan berpenghasilan Jenderal”. Seorang presiden SBY pun sempat mengunjungi peternakannya di Cijeruk Bogor.

Begitu mencintai kambing, kemanapun pergi selalu memikirkan pengembangan kambing. Sempat mendapat protes dari keluarga (dengan setengah bercanda) ketika berada di luar kota, setiap telepon ke rumah, yang pertama kali ditanya bukan tentang keluarganya melainkan tentang kambingnya.
Bagi Bangun Dioro, meskipun ia kemudian mengembangkan usaha lainnya, kambing tetaplah sebagai berlian baginya.

Keberhasilan menggali berlian  akan menjadi merek (brand) bagi pribadi yang hebat. Prof Muladno di tengah kesibukannya sebagai dosen dan aktivis beberapa organisasi, sekitar sepuluh tahun berinteraksi dengan peternak sapi. Ia mencari pola apa yang cocok untuk mengamalkan ilmunya khususnya bidang genetika dan pemuliaan ternak. Tidaklah mudah menerapkan ilmu genetika di peternakan sapi rakyat. Waktu demi waktu ia kemudian berhasil membina peternak sapi rakyat, yang selanjutnya dibuat lembaga bernama Sekolah Peternakan Rakyat (SPR).

Banyak yang mengira, SPR itu sekedar pembinaan dan penyuluhan cara beternak dengan sedikit modifikasi saja. Ternyata tidak. Pola SPR terus berkembang dengan melibatkan kampus dan Pemda. Ini semacam kawah untuk mensinergikan lembaga kampus, pemerintah, industri untuk bisa menyatu untuk memajukan peternak sapi rakyat, sekaligus ada unsur peningkatan mutu genetik ternak yang akan dilihat hasilnya dalam jangka panjang.

Dari konsep SPR inilah konon yang membuat Muladno lolos seleksi Dirjen PKH tahun 2015. Tatkala jabatan Dirjen di tangannya, SPR dikembangkan lagi. Namun itu tidak lama, karena jabatan Dirjen hanya 13 bulan saja ia pegang.
Dirjen boleh berganti, namun SPR tidak boleh mati. SPR justru makin bersinar. Ia bahkan diundang ke Austria untuk menyampaikan konsepnya di forum internasional. Juga karena SPR-lah Muladno dilantik menjadi anggota AIPI (Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia), sebuah lembaga bergengsi yang isinya para peneliti papan atas yang jumlahnya tidak banyak.

Dalam acara launching buku Karya Prof Muladno yang berjudul “Realitas Di Luar Kandang jilid III” beberapa waktu lalu, saya menyampaikan dengan penuh keyakinan bahwa berlian milik Prof Muladno adalah SPR.
Kini makin mudah kita melihat berlian para tokoh populer. Ary Ginanjar Agustian konsep  ESQnya,  Kak Seto Mulyadi dengan dunia anak-anaknya, Habibie dengan konsep teknologi pesawat terbangnya, Rudi Hadisuwarno dengan dunia tata riasnya, Bob Sadino dengan konsep jadi cara goblok jadi pengusaha, Mohamad Ali dengan dunia tinjunya, Rudi Hartono yang melegenda dengan bulu Tangkisnya.

Mereka adalah yang orang-orang yang mengasah berlian hingga bersinar, dalam waktu lama dan jangkauan yang terus meluas. Mereka tidak tiba-tiba menjadi hebat, tapi melalui proses pencarian dan penggalian yang panjang dan sangat menantang.

Dimanakah berlianmu?***

Artikel ini dimuat di rubrik Refleksi Majalah Infovet edisi Agustus 2019

Singkatan yang Sulit Dihafal (HPDKI, SNMPTN, PPVPP, KPBP2SI dll)

Nama adalah brand alias merek. Itu sebabnya kalau ada nama yang sulit dilafalkan dan dihafalkan, secara reflek saya sering memberi komentar. Itu adalah bentuk kepedulian saya.

Di lembaga pemerintah banyak nama yang aneh-aneh dan sangat menyulitkan masyarakat untuk mengingatnya.
Di era kepemimpinan menteri Anton Apriantono, Kementerian Pertanian mendirikan Pusat Perizinan dan Investasi, disingkat PPI. Beberapa tahun lalu ini nama ini "disempurnakan" menjadi Pusat Perlindungan Varietas dan Perizinan Pertanian, disingkat PPVPP. Sejauh mana Anda mampu mengingat-ingat singkatan tersebut? Sampai hari ini saya masih sering sulit mengingatnya. Tak sedikit juga wartawan yang salah ketik.  Kenapa?

Karena secara umum otak manusia mudah mengingat singkatan yang terdiri dari 2 atau 3 huruf. Kita mudah mengungat SD, SMP, SMA, ITB, IPB. Tapi coba perubahan nama UMPTN, SNMPTN, SBMPTN  dan sebagainya. sulit kan?

Maka nama partai pun jarang yang terdiri dari 4 huruf. Mereka tampaknya paham, singkatan nama partai harus mudah diingat. Rata-rata 3 huruf saja, misalkan PPP, PKB, PBB, PAN, PKS, PDI (sekarang PDI-P), Jika sulit menyingkat dengan huruf, dibuat akronim berupa kata baru, Gerindra, Nasdem.

Di bidang peternakan, banyak organisasi masyarakat yang singkatannya 4 huruf, misalnya GPMT, GPPU, PDHI, ISPI. Yang menyulitkan adalah PPSKI (Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia) , HPDKI (Himpunan Peternak Domba dan Kambing Indonesia). Dua yang saya sebut terakhir seringkali menyulitkan masyarakat. bahkan sesama asosiasi peternakan yang sering ketemu saja, masih banyak yang salah ucap.

Di pemerintahan, ketika sebuah lembaga berubah status, singkatan nama juga ikut berubah. Ini juga merepotkan publik untuk menghafalkannya. Hal ini menyebabkan jika ada surat dari swasta yang salah ketik dalam menulis nama, surat  bisa dikembalikan oleh pejabat pemerintah yang merasa berkuasa.

Sebuah lembaga milik Kementerian Pertanian di Gunung Sindur Bogor dulu namanya Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan , disingkat BPMSOH. Nama ini susah dihafal kan? Lantas status Balai ini berubah menjadi Balai Besar.
Menurut saya, singkatannya tak harus diubah, tetap BPMSOH, singkatan dari Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan. Namun pemerintah punya aturan sendiri, sehingga  harus berubah menjadi BBPMSOH. Nah tambah susah kan menghafalnya ? Kalau Anda ke Gunung Sindur, tanya ke masyarakat dimana letak kantor BBPMSOH, hampir pasti warga setempat kebingungan, itu nama apa kok panjang banget. Tapi kalau anda tanya dimana "Laborat" hampir semua warga tahu lokasinya.

Ini karena warga sejak awal sulit menyebut BPMSOH (apalagi BBPMSOH). Lebih praktis sebut saja Laborat. Repot amat sih.

Begitu pula Balai Penelitian Veteriner singkatannya Balitvet, sekarang menjadi Balai Besar Penelitian Veteriner disingkat BBalitvet.
Kalau saya teruskan beberapa contoh, anda akan pusing dengan berbagai singkatan milik pemerintah.

Repotnya orang swasta tanpa sengaja bikin singkatan yang tak kalah menyulitkan. Coba Anda masuk ke facebook, disana banyak komunitas yang membuat singkatan yang sulit dihafal. Ada Komunitas Peternak Bebek Petelur dan Pedaging Seluruh Indonesia, disingkat KPBP2SI (Mudah-mudahan saya nggak salah tulis hehe).

Ada juga Komunitas Peternak Bebek Petelur dan Pedaging Seluruh Nusantara, disingkat KPBP2SN (buat anggota komunitas, saya minta maaf kalau salah ketik).
Ada lagi Komunitas Peternak Bebek Seluruh Nusantara Indonesia, disingkat KPB-SNI. (yang ini masing mending, disingkat, dipenggal jadi dua, saya lebih mudah menghafalnya)

Terus terang saya menjadi peduli dengan singkatan dan akronim , karena bagi saya, menyingkat itu ditujukan untuk memudahkan. Faktanya banyak menyulitkan. Padahal kalau kita salah tulis mereka marah atau tersinggung.
Singkatan yang menyulitkan, tentunya berdampak banyak. Para wartawan misalnya, akan sangat berhati-hati dalam menulis. Kalau sedang dikejar deadline, dia akan memilih sebuah penjelasan semampunya daripada menulis singkatan tapi salah. Atau lebih memilih tidak menulis sama sekali.

Nah, omong-omong soal singkatan dan akronim, saya mengenal Dr. Soehadji (alm), Dirjen Peternakan era order baru. Ia sangat kreatif membuat akronim sehingga sampai sekarangpun saya masih hafal, Ketika ada kemarau panjang tahun 1990an, ia mengusulkan ke Presiden Operasi Penanggulangan Dampak Kekeringan, disingkat Operasi Pendekar. Konon karena namanya keren begini, Presiden Soeharto langsung setuju dengan operasi tersebut. Soehadji juga membuat program Gerakan Pembangunan Sentra Perbibitan Pedesaan alias Gerbang Serba Bisa dan berbagai ide kreatif dalam menjalankan ide pembangunan peternakan.

Coba bandingkan singkatan program pemerintah sekarang, Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting (Upsus Siwab). Hanya karena sudah berulang-ulang saja sehingga saya sudah hafal dan tidak salah ketik. Anda yang baru dengar mungkin sulit juga menghafalnya.

Akronim tidaklah harus persis menyingkat beberapa kata, tapi memudahkan kita menyebutnya. Tahun 2010, saya dan beberapa media peternakan mendirikan organisasi atau forum media media peternakan. Saya mengusulkan namanya jangan AMPI (Asosiasi Media Peternakan Indonesia) atau singkatan lainnya , tapi FORMAT (Forum Media Peternakan). Mudah diingat dan mencerminkan istilah media.

Anak-anak muda sekarang tampaknya lebih kreatif dalam membuat singkatan dan akronim. Alun Alun Kidul (Jogja) disingkat Alkid. Komunitas Pencinta dan Pemerhati Motor, disingkat Kompetitor.
Banyak juga akronim sekaligus plesetan sehingga kita lebih mudah kita menghafalnya. Misalkan Kejora (Kelompok Jomblo Ceria), Ijo Tomat (Ikatan Jomblo Terhormat), Gunawan (Gundul Namun Menawan), Titi DJ Dedi Dores (Hati Hati di Jalan, Dengan Disertai  Doa dan restu), Antapani (Antara Cinta Tapi Tue Wani) hehehe


Sekian dulu ya.

Bambang Suharno
Pengamat Peternakan
Ketua Umum Forum Media Peternakan (Format) tahun 2010-2016
Pengelola MajalahInfovet.com dan Agribiznetwork.com